Wawasan Kebangsaan sangat penting ditanamkan sejak dini, karena dapat memelihara kesinambungan perjalanan kehidupan bangsa, serta terpeliharanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih bagi bangsa Indonesia yang amat heterogen, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan adat istiadat, sehingga sangat penting dibangun kesadaran dan komitmen, untuk merasa satu, yakni satu tanah air, satu bahasa, satu bangsa dan satu cita-cita.
Menurut Wakil Walikota Sukabumi, Doktor H. Mulyono, M.M., pemahaman makna demokrasi sangat penting ditanamkan sejak dini, supaya tidak salah persepsi dalam pelaksanaannya, sebagaimana saat ini, yang cenderung sering terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk itu, diharapkan Wakil Walikota Sukabumi, semua pihak harus berupaya optimal menyingkirkan sikap, ucapan dan perilaku yang bersifat eksklusif, serta penonjolan diri atas dasar kesukuan, keturunan, agama dan perbedaan warna kulit. Disamping itu, semua pihak juga agar senantiasa berupaya optimal memupuk dan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai satu bangsa, yakni bangsa Indonesia.
Dikatakannya, semua pihak tentu merasa prihatin dengan sikap dan perilaku segelintir pelajar yang menyimpang, baik dari norma agama, norma susila dan etika, maupun dari hukum negara. Adapun penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh segelintir pelajar tersebut, seperti tawuran, vandalisme, penggunaan obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, dan ketidak santunan kepada orang tua. Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh segelintir pelajar, merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab, yang sejatinya dapat menjerumuskan pada ketidak pastian masa depan sendiri.
Wakil Walikota Sukabumi berpesan kepada para pelajar, agar senantiasa memahami tugas dan peran utama yang harus dilakukan oleh para pelajar, yaitu berupaya optimal mengembangkan diri dengan berbagai potensi, baik yang bersifat akademik, vokasional dan spiritual, maupun sosial budaya. Ditandaskannya, kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik, sangat tergantung pada kualitas pribadi para pelajar dan generasi muda. Para pelajar agar lebih fokus pada tugas dan peran utamanya, yakni belajar sungguh-sungguh, serta berupaya optimal menghindarkan diri dari berbagai sikap dan perilaku yang tercela dan menyesatkan masa depan.
Menurut Wakil Walikota Sukabumi, Doktor H. Mulyono, M.M., pemahaman makna demokrasi sangat penting ditanamkan sejak dini, supaya tidak salah persepsi dalam pelaksanaannya, sebagaimana saat ini, yang cenderung sering terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk itu, diharapkan Wakil Walikota Sukabumi, semua pihak harus berupaya optimal menyingkirkan sikap, ucapan dan perilaku yang bersifat eksklusif, serta penonjolan diri atas dasar kesukuan, keturunan, agama dan perbedaan warna kulit. Disamping itu, semua pihak juga agar senantiasa berupaya optimal memupuk dan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai satu bangsa, yakni bangsa Indonesia.
Dikatakannya, semua pihak tentu merasa prihatin dengan sikap dan perilaku segelintir pelajar yang menyimpang, baik dari norma agama, norma susila dan etika, maupun dari hukum negara. Adapun penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh segelintir pelajar tersebut, seperti tawuran, vandalisme, penggunaan obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, dan ketidak santunan kepada orang tua. Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh segelintir pelajar, merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab, yang sejatinya dapat menjerumuskan pada ketidak pastian masa depan sendiri.
Wakil Walikota Sukabumi berpesan kepada para pelajar, agar senantiasa memahami tugas dan peran utama yang harus dilakukan oleh para pelajar, yaitu berupaya optimal mengembangkan diri dengan berbagai potensi, baik yang bersifat akademik, vokasional dan spiritual, maupun sosial budaya. Ditandaskannya, kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik, sangat tergantung pada kualitas pribadi para pelajar dan generasi muda. Para pelajar agar lebih fokus pada tugas dan peran utamanya, yakni belajar sungguh-sungguh, serta berupaya optimal menghindarkan diri dari berbagai sikap dan perilaku yang tercela dan menyesatkan masa depan.
